BREAKING

Monday, February 15, 2016

Asuhan Hepatitis

I.1 Latar Belakang
            Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000 infeksi virus hepatitis B. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam penyakit khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menimbulkan peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada kanker hati. Gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin berbeda.

I.2 Tujuan
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Makalah tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses perkuliahan.




BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    Konsep Dasar Medis

1.      Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).


2.      Anatomi Fisiologi
a.      Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu.
Struktur mikroskopik :
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar (duktus koledokus).
Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena :
-          Tekanan sedikit lebih tinggi.
-          Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih banyak.
-          Mengandung lebih banyak zat makanan.
-          Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.
Volume total darah yang melalui hati 100 – 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

b.      Fungsi Hati
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :

Fungsi Hati

1.      Pembentukan dan ekskresi empedu.
2.      Metabolisme pigmen empedu.
3.      Metabolisme protein.
4.      Metabolisme lemak.
5.      Penyimpanan vitamin dan mineral.
6.      Metabolisme steroid.
7.      Detoksifikasi.
8.      Ruang pengapung dan fungsi penyaring.
9.      Pembentukan urea.
10.  Penyimpanan protein


Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa fungsi dasar hati adalah :
1.)    Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
2.)    Fungsi metabolik
3.)    Fungsi pertahanan tubuh
4.)    Fungsi vaskular hati

Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu

Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

Fungsi Metabolik

Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.

Fungsi Pertahanan Tubuh

Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.

Fungsi Vaskuler Hati

Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.


3.      Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal

4.      Etiologi
a.       Virus.
b.      Bakteri (salmonella typhi).
c.       Obat-obatan.
d.      Racun (hepatotoxic).
e.       Alcohol.

5.      Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).
ü    HepatitisA/Hepatitis   infeksius
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

ü    HepatitisB/hepatitis    serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

ü   Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari   15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap  virus hepatitis C tidak  berarti stadium kronis tidak terjadi.
saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
ü    Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari virus hepatitis B.
ü    Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti  air yang tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.


Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

Jenis
penularan
Prognosis
Diagnosis
Hepatitis A
Oral atau fekal
Biasanya sembuh sendiri
Antibody hepatitis A ; IgM(stadium dini),IgG(stadium lanjut)
Hepatitis B
Ditularkan melalui darah,khususnya dari ibu ke anak. Juga ditularkan melalui hubungan seksual
Biasanya sembuh sendiri.10% diantaranya dapat menjadi hepatitis B kronis atau fulminan.
Antigen permukaan hepatitis B (HbsAg) dan antigen inti(HbeAg) yang diikuti dengan antibody terhadap antigen permukaan hepatits B dan antigen inti.
Heparitis C
Ditularkan melalui darah ( angkat penularan melalui hubungan kelamin rendah).
50% dapat menjadi infeksi kronis
Antibody hepatitis C
Hepatitis D
Ditularkan melalui darah.ko-infeksi hanya dengan hepatitis B
Meningkatkan kemungkinan perburukan hepatitis B
Antigen hepatitis D, antibody hepatitis D.
Hepatitis E
Air tercemar, oral atau fekal
Biasanya sembuh sendiri, tetapi menimbulkan angka kematian tinggi pada wanita hamil
Pengukuran virus hepatitis E


6.      Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :
a.       Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.

b.      Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.

c.       Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.

7.      Penularan


HVA
HVB
HVC
HVD
HVE






Penularan
Fekal oral

Parenteral
Darah
Saliva
Seksual
Darah
Saliva
Darah
Fekal oral

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I)
Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

8.      Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada pencegahan diataranya sebagai berikut :
a.       Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.
b.      Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
c.       Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
d.      Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.
e.       Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

9.      Penatalaksanaan
a.       Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
b.      Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.
c.       Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
d.      Terapi sesuai instruksi dokter.
e.       Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
f.       Alat-alat makan disterilkan.
g.      Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.

10.  Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

11.  Pemeriksaan Diagnostik
a.       Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.
b.      Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.
c.       Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.
d.      Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler
e.       Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
f.       Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati.
g.      Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus biliaris.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir dalam pemberian askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada suatu kelompok/perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun resiko.
  1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.
Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.
Data dasar pengkajian pasien
a.       Aktivitas/istirahat
Gejala  :   Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
b.      Sirkulasi
Tanda  :   Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan membran mukosa.
c.       Eliminasi
Gejala  :   Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/ berulangnya hemodialisa.
d.      Makanan dan cairan
Gejala  :   Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat (oedema), mual/muntah.
e.       Neurosensori
Tanda  :   Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.
f.       Nyeri/kenyamanan
Gejala  :   Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia, mialgia, sakit kepala (pruritus).
Tanda  :   Otot tegang, gelisah.
g.      Pernafasan
Tanda  :   Tidak minat/enggan merokok (perokok).
h.      Keamanan
Gejala  :   Adanya transfusi darah/produk darah.
Tanda  :   Demam
Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.
Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik).
i.        Seksualitas
Gejala  :   Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual aktif/biseksual pada wanita).

  1. Identifikasi/Analisa masalah (Diagnosa Keperawatan)
Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga identifikasi masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan esensial karena proses ini merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses keperawatan.
Diagnosa keperawatan :
a.       Intolerans aktivitas berhubungan dengan :
Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.
Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi.
b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mua/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.
c.       Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites), gangguan proses pembekuan
d.      Harga diri rendah situasional berhubungan dengan
Gejala  :   Jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.
e.       Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan : kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.
f.       Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.
g.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.
  1. Perencanaan
Diagnosa keperawatan :
a.   Aktivitas intoleran berhubungan dengan :
-          Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri.
-          Mengalami keterbatasan aktivitas.
Data subyektif    :   Laporan kelemahan.
Data objektif       :   Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat tidur.
*        Tujuan
-          Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.
*        Kriteria
-          Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas.
-          Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
*        Tindakan keperawatan
1.)    Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.
Rasional :
Meningkatkan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
2.)    Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik.
Rasional :
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
3.)    Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional :
Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.
4.)    Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit pasif/aktif.
Rasional :
Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas.
5.)    Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan radio.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
6.)    Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
Rasional :
Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
Kolaborasi :
Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual.
Data subjektif   :   Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram.
Data obyektif    :   Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun, muntah.
*        Tujuan
-          Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal.
-          Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman.
*        Kriteria
-          Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.

*        Tindakan keperawatan
1.)    Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :
Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
2.)    Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional :
Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.
3.)    Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional :
Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
4.)    Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional :
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila makanan lain tidak.
5.)    Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional :
Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
Kolaborasi :
6.)    Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.

Rasional :
Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati.
7.)    Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
Rasional :
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.
c.   Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare, ditandai dengan  :
Data subyektif    :   -
Data obyektif      :   Muntah dan diare.
*        Tujuan
Mempertahankan hidrasi adekuat.
*        Kriteria
-          Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.
*        Tindaka keperawatan
1.)    Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional :
Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.
2.)    Kaji tanda vital,  nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional :
Indikator volume sirkulasi/perifer.
3.)    Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional :
Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.
4.)    Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional :
Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
5.)    Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.
Rasional :
Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema.
6.)    Berikan cairan IV, elektrolit.
Rasional :
Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
7.)    Protein hidrolisat : vitamin K
Rasional :
Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.
d.   Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.
Data subyektif  :   Perasaan tak berdaya.
Data obyektif    :   Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh.


*        Tujuan
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.
*        Kriteria
-          Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi.
-          Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.
*        Tindakan keperawatan
1.)    Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar.
Rasional :
Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.
2.)    Dorong diskusi perasaan marah.
Rasional :
Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif.
3.)    Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup.
Rasional :
Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga diri lebih lanjut.
4.)    Diskusikan harapan penyembuhan.
Rasional :
Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.
5.)    Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.
Rasional :
Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada keluarga/penyembuhan lama.
6.)    Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.
Rasional :
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
7.)    Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.
Kolaborasi
8.)    Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional :
Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi masalah.
e.   Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan malnutrisi.
Data subyektif    :   -
Data obyektif      :   -     Klien dirawat di ruangan isolasi
-          Faeces warna dempul.
-          Urine warna pekat.
*        Tujuan
Mencegah penularan kepada orang lain.
*        Kriteria
Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahan-perubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang lain.
*        Tindakan keperawatan
1.)    Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat
-          Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien  (berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya).
-          Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah dan produk darah.
2.)    Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.
Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.
3.)    Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan.
f.    Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.
Data subyektif :   Pengungkapan rasa gatal.
Data obyektif    :   Bilirubin meningkat.
*        Tujuan
Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit.
*        Kriteria
-          Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka.
-          Gatal-gatal berkurang/hilang.
*        Tindakan keperawatan
1.)    Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali.
Rasional :
2.)    Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku pendek.

Rasional :
Menurunkan resiko cedera kulit.
3.)    Beri massage pada waktu tidur.
Rasional :
Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.
4.)    Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional :
Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.
Kolaborasi
5.)    Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.
Rasional :
Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat.
g.   Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :
Data subyektif    :   Pernyataan yang salah konsepsi.
Data obyektif      :   Pernyataaan/meminta informasi.
*        Tujuan
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
*        Kriteria
-          Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor penyebab.
-          Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.


*        Tindakan keperawatan
1.)        Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.
Rasional :
Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.
2.)        Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.
Rasional :
Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.
3.)        Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Rasional :
Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang.
4.)        Diskusikan pembatasan donatur darah.
Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.
5.)        Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.
6.)        Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 – 12 bulan minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.

Rasional :
Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

  1. Implementasi
Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a.       Tindakan mandiri
b.      Tindakan observasi
c.       Tindakan health education
d.      Tindakan kolaborasi

  1. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
a.       Masalah klien dapat dipecahkan .
b.      Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
c.       Masalah klien tidak dapat dipecahkan.
d.      Dapat muncul masalah baru.

About ""

Melangkahlah Penuh Semangat dan Rendah Hati. Karena Sesungguhnya Hidup Untuk Memecahkan Masalah.

Post a Comment

 
Copyright © 2013 CAK YITNO
Design by FBTemplates | BTT