Pengkajian yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan CHF / gagal jantung kongestif dimulai dengan :
- Aktifitas dan Istirahat. Yang dikaji dalam hal ini adalah keluhan pasien gagal jantung kongestif yang berupa adanya kelelahan / exhaustion dalam kesehariannya, mengalami insomnia, kurang istirahat, sakit / nyeri dada, dispnoe saat istirahat atau beraktifitas.
- Sirkulasi. Yang dikaji dalam hal ini adalah riwayat hipertensi, bedah jantung, endokarditis, anemia, septik syok, penyakit jantung, disritmia, atrial fibrilasi, ascites, hepatomegali, sianosis, takikardia.
- Integritas Ego / Status mental. Yang dikaji dalam hal ini ansietas (cemas), kuatir dan takut, gelisah, marah, iritabel / peka, stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial finansial.
- Eliminasi. Yang dikaji dalam hal ini adalah penurunan volume urine, urine yang pekat, nocturia(kencing malam hari), diare dan konstipasi.
- Makanan dan Cairan. Yang dikaji dalam hal ini adalah kehilangan nafsu makan, nausea, vomiting, oedema di ekstremitas bawah, asites.
- Kebersihan Diri. Yang dikaji dalam hal ini adalah kelelahan selama aktivitas perawatan diri.
- Neurosensori. Yang dikaji dalam hal ini adalah kelemahan, pening, pingsan, lethargia, bingung, disorientasi, iritabel.
- Rasa Nyaman. Yang dikaji dalam hal ini adalah sakit dada ,kronik / akut angina pektoris, nyeri abdomen kanan atas dan sakit pada otot.
- Pernapasan / Respirasi. Yang dikaji dalam hal ini adalah dispnoe pada waktu aktifitas, takipnoe, riwayat penyakit paru kronis.
- Interaksi Sosial. Yang dikaji dalam hal ini adalah penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
Diagnosa keperawatan pada askep CHF gagal jantung kongestif yang muncul diantaranya yaitu :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial / perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural, ditandai dengan :
- Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : perubahan gambaran pola EKG, disritmia.
- Perubahan tekanan darah (hipertensi/hipotensi).
- Penurunan haluaran urine.
- Kulit dingin kusam.
- Bunyi jantung ekstra (S3 dan S4).
- Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung.
- Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
- Melaporkan penurunan episode angina(nyeri dada), dispnea.
- Auskultasi nadi apical, kaji frekuensi dan juga irama jantung.
- Palpasi nadi perifer.
- Pantau Tekanan Darah.
- Kolaborasi medis dalam pemberian obat dan juga pemberian oksigen yang menggunakan kanul nasal O2 atau masker.
Kriteria Hasil : Pasien dapat menunjukkan berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan, dapat memenuhi perawatan diri, menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi Keperawatan :
- Periksa dan ukur tanda-tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan obat-obatan yang berpengaruh pada tekanan darah dan heart rate seperti vasodilator,diuretic dan penyekat beta.
- Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat adanya takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat dan pucat.
- Evaluasi dalam hal peningkatan intoleran aktivitas.
- Kolaborasi dengan rehab medik.
Kriteria Hasil : Pasien dapat mendemonstrasikan volume cairan yang stabil dengan keseimbangan masukan dan juga pengeluaran, bunyi nafas bersih / jelas, tanda-tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema, menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi Keperawatan :
- Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
- Pantau / hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam (balance cairan).
- Pantau Tanda-tanda vital (tekanan darah)
- Kaji bising usus. Catat keluhan adanya anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.
- Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.
- Kolaborasi medis dalam pemberian obat sesuai indikasi.
Kriteria Hasil : Pasien dapat mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan, berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan.
Intervensi Keperawatan :
- Pantau bunyi nafas, catat adanya mengi, krekles.
- Ajarkan / anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.
- Berikan perubahan posisi sesering mungkin.
- Kolaborasi medis dalam pemberian obat dan juga oksigen bola diperlukan.
Post a Comment