A. DEFINISI
Lepra atau kusta atau Morbus Hansen (MH) adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yg pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dpt menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat. Secara umum ada tiga tanda kardinal lepra yaitu ada bercak putih pd badan, gangguan sensibilitas atau mati rasa pada bercak tersebut dan adanya pembesaran saraf. Namun gejala klinik yg muncul dapat bervariasi tipe dan bentuknya dari ringan sampai berat.
Lepra atau kusta atau Morbus Hansen (MH) adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yg pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dpt menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat. Secara umum ada tiga tanda kardinal lepra yaitu ada bercak putih pd badan, gangguan sensibilitas atau mati rasa pada bercak tersebut dan adanya pembesaran saraf. Namun gejala klinik yg muncul dapat bervariasi tipe dan bentuknya dari ringan sampai berat.
Ridley dan Jopling membagi lepra dlm berbagai bentuk, yaitu: TT,
BT, BB, BL, LL. Pembagian tersebut berdasarkan berat ringannya penyakit.
Sedangkan utk kepentingan pengobatan WHO membagi lepra dalam 2
klasifikasi yaitu : *multibasilar (MB)* dan * pausibasilar (PB)*. Obat
lepra dapat peroleh di puskesmas dengan gratis, berupa obat paket utk
lepra, pengobatan berkisar 6 bulan sampai 1 tahun tergantung beratnya
penyakit . Namun selama dalam masa pengobatan ada hal penting yang harus
waspadai yaitu timbulnya reaksi. Kecacatan pada lepra biasanya terjadi
akibat reaksi yg tidak ditangani dengan baik. Keluhan berupa
benjol-benjol kemerahan demam dan nyeri pd badan merupakan reaksi yang
biasa timbul pada penderita lepra. Selama masa pengobatan maupun setelah
pengobatan . Secara umum ada tiga tanda kardinal lepra yaitu ada bercak
putih pada badan, gangguan sensibilitas atau mati rasa pada bercak
tersebut dan adanya pembesaran saraf.
B. PENYEBAB
Bakteri Mycobacterium leprae. Cara penularan lepra belum diketahui secara pasti. Jika seorang penderita lepra berat dan tidak diobati bersin, maka bakteri akan menyebar ke udara. Sekitar 50% penderita kemungkinan tertular karena berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Infeksi juga mungkin ditularkan melalui tanah, armadillo, kutu busuk dan nyamuk. Sekitar 95% orang yang terpapar oleh bakteri lepra tidak menderita lepra karena sistem kekebalannya berhasil melawan infeksi. Penyakit yang terjadi bisa ringan (lepra tuberkuloid) atau berat (lepra lepromatosa). Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Lebih dari 5 juta penduduk dunia yang terinfeksi oleh kuman ini. Lepra paling banyak terdapat di Asia, Afrika, Amerika Latin dan kepulauan Samudra Pasifik. Infeksi dapat terjadi pada semua umur, paling sering mulai dari usia 20an dan 30an. Bentuk lepromatosa 2 kali lebih sering ditemukan pada pria.
Bakteri Mycobacterium leprae. Cara penularan lepra belum diketahui secara pasti. Jika seorang penderita lepra berat dan tidak diobati bersin, maka bakteri akan menyebar ke udara. Sekitar 50% penderita kemungkinan tertular karena berhubungan dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Infeksi juga mungkin ditularkan melalui tanah, armadillo, kutu busuk dan nyamuk. Sekitar 95% orang yang terpapar oleh bakteri lepra tidak menderita lepra karena sistem kekebalannya berhasil melawan infeksi. Penyakit yang terjadi bisa ringan (lepra tuberkuloid) atau berat (lepra lepromatosa). Penderita lepra ringan tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Lebih dari 5 juta penduduk dunia yang terinfeksi oleh kuman ini. Lepra paling banyak terdapat di Asia, Afrika, Amerika Latin dan kepulauan Samudra Pasifik. Infeksi dapat terjadi pada semua umur, paling sering mulai dari usia 20an dan 30an. Bentuk lepromatosa 2 kali lebih sering ditemukan pada pria.
C. GEJALA
Bakteri penyebab lepra berkembangbiak sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksi (rata-rata muncul pada tahun ke-5-7). Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan penderita. Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik. Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya.
Bakteri penyebab lepra berkembangbiak sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksi (rata-rata muncul pada tahun ke-5-7). Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan penderita. Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik. Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya.
Pada lepra lepromatosamuncul benjolan kecil atau ruam menonjol
yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terjadi kerontokan
rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata. Lepra perbatasan merupakan
suatu keadaan yang tidak stabil, yang memiliki gambaran kedua bentuk
lepra. Jika keadaannya membaik, maka akan menyerupai lepra tuberkuloid;
jika kaeadaannya memburuk, maka akan menyerupai lepra lepromatosa.
Selama perjalanan penyakitnya, baik diobati maupun tidak diobati, bisa
terjadi reaksi kekebalan tertentu, yang kadang timbul sebagai demam dan
peradangan kulit, saraf tepi dan kelenjar getah bening, sendi, buah
zakar, ginjal, hati dan mata. Pengobatan yang diberikan tergantung
kepada jenis dan beratnya reaksi, bisa diberikan kortikosteroid atau
talidomid.
Mycobacterium leprae adalah satu-satunya bakteri yang menginfeksi
saraf tepi dan hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung
dari masuknya bakteri ke dalam saraf tepi. Bakteri ini tidak menyerang
otak dan medulla spinalis. Kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri,
panas dan dingin menurun, sehingga penderita yang mengalami kerusakan
saraf tepi tidak menyadari adanya luka bakar, luka sayat atau mereka
melukai dirinya sendiri. Kerusakan saraf tepi juga menyebabkan kelemahan
otot yang menyebabkan jari-jari tangan seperti sedang mencakar dan kaki
terkulai. Karena itu penderita lepra menjadi tampak mengerikan.
Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya. Kerusakan pada saluran
udara di hidung bisa menyebabkan hidung tersumbat. Kerusakan mata dapat
menyebabkan kebutaan. Penderita lepra lepromatosa dapat menjadi impoten
dan mandul, karena infeksi ini dapat menurunkan kadar testosteron dan
jumlah sperma yang dihasilkan oleh testis.
D. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Utk memperkuat
diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh
jaringan kulit yang terinfeksi.
E. PENCEGAHAN
Dulu perubahan bentuk anggota tubuh akibat lepra menyebabkan penderitanya diasingkan dan diisolasi. Pengobatan dini bisa mencegah atau memperbaiki kelainan bentuk, tetapi penderita cenderung mengalami masalah psikis dan sosial. Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki resiko tertular.
Dulu perubahan bentuk anggota tubuh akibat lepra menyebabkan penderitanya diasingkan dan diisolasi. Pengobatan dini bisa mencegah atau memperbaiki kelainan bentuk, tetapi penderita cenderung mengalami masalah psikis dan sosial. Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki resiko tertular.
BENTUK-BENTUK BTA-Leprae
* SOLID ( UTUH )
- Dinding sel tidak putus
- Mengambil zat warna secara merata.
- Panjang kuman 4 x lebarnya.
- Dinding sel tidak putus
- Mengambil zat warna secara merata.
- Panjang kuman 4 x lebarnya.
* FRagmented ( pecah )
- Dinding sel terputus mungkin sebagian atau seluruhnya.
- Pengambilan zat warna tidak merata ( kecuali sebagian tengah masih dianggap utuh ).
- Dinding sel terputus mungkin sebagian atau seluruhnya.
- Pengambilan zat warna tidak merata ( kecuali sebagian tengah masih dianggap utuh ).
* GLOBUS
- Beberapa BTA utuh atau granulai mengadakan ikatan/ Kelompok- kelompok.
- Kelompok kecil 40-60 BTA.
- Kelompok besar 200- 300 BTA.
* CLumps- Beberapa BTA utuh atau granulai mengadakan ikatan/ Kelompok- kelompok.
- Kelompok kecil 40-60 BTA.
- Kelompok besar 200- 300 BTA.
- Beberapa bentuk granular membentuk pulau-pulau tersendiri ( lebih dari 500 BTA
Post a Comment