Sebagai seorang manusia tentunya banyak
persolan dalam kehidupan kita, sehingga sering kali kita tidak bisa berfikir
dengan baik, untuk itu mulailah kita dengan sebuah pemikian yang negatif
ZERO MIND PROCES
Dalam sebuah kehidupan, seseorang akan
terpengaruh dengan sepotong kalimat atau
suatu kejadian, sehingga mampu
mengubah paradigma berpikir
seseorang, dalam artian seseorang akan mudah terpengaruh akan pemikirannya
sendiri karena opini atau penjelasan orang lain yang mampu membuat dirinya
menjadi hilang akan kepercayaan dirinya,
dan ragu akan kemampuan dirinya yang sesungguhnya.
(mencobalah
berdiri dan percaya akan kemampuan yg kita miliki, jangan melemah hanya karena
perkataan orang lain yang melebihkan kemampuan seseorang di atas kita).
Setiap
diri telah dikaruniai oleh Tuhan sebuah jiwa, yang dengan jiwa itu,ia bebas
menentukan pilihan reaksi. Bereaksi positif atau negatif, bereaksi berhenti
atau melanjutkan bereaksi marah atau sabar bereaksi reaktif atau proaktif,
beraksi baik atau buruk.
Kamulah sebenarnya penanggung jawab
penuh dari reaksi sikap, dan juga keputusan itu.
Walaupun secara fisik terbelenggu,
fikiran jangan ikut terbelenggu pula, tapi berfikirlah merdeka dan bebas,
karena itulah kemerdekaan yang sesungguhnya.
Seseorang bebas memilih prinsipnya,
mempertahankan keyakinannya,
apapun resiko yang akan dihadapi. Ia
mampu memisahkan fisiknya yang terbelenggu dengan hatinya yang bebas merdeka
dan ia tidak pernah membiarkan fikirannya merasa terbelenggu karena ia adalah
raja atas pikirannya sendiri dan hatinya sendiri sehingga ia mampu berdiri dari
keterpurukan dan bangkit dengan semangatnya.
(sesungguhnya
kita memiliki kebebasan untuk memilih reaksi terhadap segala sesuatu yang
terjadi atas diri kita kitalah penanggung jawab utama atas sikap yang kita
ambil, bukan lingkungan kita . diri kita sendiri sesungguhnya penentu pilihan
tersebut).
ANGGUKAN UNIVERSAL
manusia sebenarnya memiliki suara hati
yang sama suara hati yang universal yang terekam dalam God Spot, dan inilah
yang disebut dengan kesadaran spiritual. Karena itulah,
bila manusia hendak berbuat keburukan, usara hati nurani akan melarangnya,
karena Tuhan tak menghendaki manusia berbuat kemungkaran. Jika manusia tetap
mengerjakan perbuatan buruk, suara hati akan bernasehat. Begitu manusia berbuat
sesuatu yang tidak sesuai dengan nurani, ia akan menyesalinya.
TUJUH BELENGGU
Adakalanya suara
hati terbelenggu dan menjadi buta untuk melihat nilai-nilai universal itu.
Acapkali manusia mengabaikan pengakuan ini, yang pada akhirnya justru
mengakibatkan dirinya terjerumus ke dalam kejahatan, kecurangan, kekerasan,
kerusakan, dan lain-lainnya.
Selanjutnya akan
dijelaskan tujuh “belenggu” suara hati pada God Spot, belenggu yang tanpa
disadari membuat manusia menjadi “buta”. Belenggu-belenggu tersebut adalah :
a. Prasangka
b. Prinsip-prinsip hidup
c.
Pengalaman
d. Kepentingan
e. Sudut pandang
f.
Pembanding
g. Fanatisme
a.
PRASANGKA NEGATIF
Tindakan
seseorang sangat bergantung pada pikirannya.
Lingkungan juga berperan dalam mempengaruhi cara berpikir
seseorang. Apabila lingkungannya pahit, maka kemungkinan ia pun menjadi pahit,
selalu curiga, dan seringkali berprasangka negatif terhadap orang lain. Pikiran
negatif ini bisa semakin bertambah ketika sistem informasi semakin maju, dan
media seperti tv, majalah, dan koran terus “membombandir” pikiran manusia
dengan berita berita pembunuhan penipuan, dan kejahatan. Akhirnya, banyak orang
terpengaruh, dengan selalu berprasangka negatif dan curiga kepada orang lain.
Prasangka negatif ini mengalir dan berubah menjadi sikap
“defensif” dan tertutup karena slalu menganggap bahwa orang lain musuh
berbahaya, dan tidak mau bekerja sama. Akibatnya diri sendiri mengalami
kerugian, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang
lain, melewatkan peluang-peluang emas bahkan tersingkir dari pergaulan sosial.
Sebaliknya, orang yang memiliki suara hati merdeka, akan
lebih mampu melindungi pikirannya, ia mampu memilih respon positif di tengah
lingkungan paling buruk sekalipun. Berprasangka baik pada orang lain akan
mendorong dan menciptakan kondisi untuk saling percaya, saling mendukung,
terbuka, dan kooperatif. Hasilnya adalah “aliansi cerdas” yang akan menciptakan
performa puncak.
“ kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan semata.
Sungguh, dugaan tiada berguna sedikit pun melawan kebenaran. Sungguh, Allah
mengetahui segala yang mereka lakukan”
Q.S
Yunus 10:36
Prasangka sisi positif saling
percaya, saling mendukung, kooperatif, terbuka, dan performa terbaik.
Prasangka sisi negatif defensif, tertutup, menahan informasi, non
kooperatif, performa turun.
b.
PRINSIP HIDUP
Prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan suara hati akan
berakhir dengan kegagalan, baik fisik maupun nonfisik. Dunia telah membuktikan
bahwa prinsip yang tidak sejalan dengan suara hati atau mengabaikan hati
nurani, mengakibatkan kesengsaraan, bahakn kehancuran ( buka ESQ hal 56).
Nilai-nilai buatan manusia, sebenarnya adalah upaya
pencarian dan coba-coba manusia untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya.
Pemahaman makna hidup (spiritualisme) yang semestinya
diletakkan sebagai kebutuhan awal manusia jangan diletakkan pada tingkat yang
terakhir, karena mereka yang mampu memaknai setiap aktivitasnya memiliki
kekuatan untuk mampu bertahan hidup di dunia fana ini.
Karena
nilai-nilai pribadi yang sesungguhnya lebih tercermin dalam praktik bekerja dan
komitmen kerja, bukan nilai-nilai perusahaan.
Intinya, bahwa hanya dengan berprinsip kuat pada sesuatu
yang abadi, manusia akan mampu menuju kebahagiaan dan keamanan yang hakiki.
Berprinsip dan berpegang pada sesuatu yang labil, niscaya akan menghasilkan
sesuatu yang labil pula.
(berprinsiplah
selalu kepada Allah yang Maha Abadi).
c.
PENGALAMAN
“sama sekali
bukan !
tapi hati mereka telah dikuasai oleh apa yang
mereka lakukan”
Q.S
Al Muthaffiffin 83:14
Pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang dialami
seseorang berperan dalam menciptakan pemikiran atau paradigma dalam dirinya.
Seringkali, paradigma itu dijadikan “kacamata” dan tolak ukur bagi dirinya,
juga dalam menilai lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut akan membatasi
cakrawala berpikir seseorang, karena ia akan menilai segalanya berdasarkan
“frame” berpikirnya sendiri, atau melihat berdasarkan bayangan ciptaannya
sendiri, bukan melihat sesuatu secara ruul dan obyektif. Suara hatilah yang
sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup. Sikap proaktif
yang banyak diajarkan memang mampu mengajak seseorang untuk melihat sesuatu
secara berbeda, namun sikapitu perlu dilandasi prinsip nilai yang benar, yang
bersumber pada suara hati.
(pengalaman
bukan berarti dijadikan untuk takar jalan kehidupan, melainkan pengalaman harus
dijadikan pegangan untuk melihat dan mengubah pengalaman tersebut menjadi
keadaan yang berbalik dan menjadi lebih baik)
Seharusnya,
seseorang yang telah memiliki pengalaman, mampu untuk melihat kekurangan di
masa lalu.
(pengalaman dan
kebiasaanlah yang telah membelenggu hati serta pikiran yang pada akhirnya
merugikan) terkadang seseorang tidak bisa lagi menilai sesuatu
secara obyektif, apalagi pengalaman atau budaya tersebut dimiliki secara
kolektif, dan telah berubah menjadi suatu paham.
(bebaskan diri
anda dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka).
d.
KEPENTINGAN
Seringkali, suara hati turut andil memberi informasi
penting dalam menentukan prioritas. Tapi seringkali pula, suara hati diabaikan
oleh nafsu sesaat atau kepentingan tertentu demi keuntungan jangka pendek, yang
justru seringkali mengakibatkan kerugian jangka panjang.
“mengambil jalan
pintas seringkali mengakibatkan kerusakan di kemudian hari”
Maka jelaslah, bisikan suara hati sesungguhnya senantiasa
memberi informasi, dan menjadi pengendali langkah serta penentu prioritas dalam
kehidupan kita sehari hari.
“dengarlah suara
hati, peganglah prinsip”karena Allah”, berpikirlah melingkar, sebelum
menentukan kepentingan dan prioritas”.
e.
SUDUT PANDANG
Suatu pekerjaan harus penuh dengan pemikiran agar tidak
merugikan smua pihak, yang pasti dengan
berfikiran melingkar 99 thinking hat, mengingat sifat” Allah (dzikir Asmaul
Kusna) dalam satu satu kesatuan pikiran dan tindakan yg dinamakan dg thawaf
hati. Berfikir dan mencari jalan
keluar agar tidak merugikan smua pihak serta berfikir untuk hal selanjutnya.
“lihatlah semua
sudut pandang secara bijaksana berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari
Asmaul Husna (99 Thinking Hat).
f.
FANATISME
“tapi mereka tiada pengetahuan tentang itu. Mereka hanya
mengikuti dugaan belaka. Tapi dugaan sungguh tiada berguna sedikit pun untuk
mencapai kebenaran”
Q.S
An Najm 53::28
Fanatisme adalah
sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok menganut sebuah pemikiran dengan
membabi buta sehingga menganggap diri paling benar dan yang lain salah, atau
lebih rendah dari dirinya.
Fanatisme ini potensial menimbulkan konflik dan jika
diamati,banyak terjadi konflik besar dalam sejarah dunia yang berawal dari
fanatisme.
Sesungguhnya, fanatisme ini lahir melalui berbagai
saluran informasi disekitar kita, diantaranya buku dan media massa. Berbagai
buku hadir dihadapan kita dengan menawarkan berbagai pemikiran yang
menjanjikan, tapi tanpa didasari dengan kasih sayang, keadilan, dan fanatisme
yang berujung kebencian atau penghancuran terhadap kelompok manusia lain.
Terhadap segala
informasi yang masuk, kita sebaiknya men-zero-kan hati kita, dan selalu berfikir melingkar
menggunakan suara hati sifat=sifat Ilahi.
Dalam mencerna berbagai propaganda atau informasi yang
datang lewat buku, media, dan sebagainya. Akhirnya,kita mampu menganalisa
informasi yang masuk dengan lebih proporsionaldan tidak mudah menjadi fanatik
akan suatu pemikiran.
Keberhasilan
tidak banyak ditentukan oleh ukuran besar-kecilnya seseorang, tetapi,
keberhasilan banyak ditentukan oleh ukuean gagasan atau pemikiran dari dalam
diri.
LAHIRNYA
KESADARAN DIRI
Dari semua belenggu diatas, merupakan hal yang
mempengaruhi cara berfikir seseorang. Oleh karena itu, kemampuan melihat
sesuatu secara jernih harus didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor
manusia pd fitrahnya, manusia akan mampu melihat dengan “mata hati”, mampu
memilih, dan memprioritaskan pilihan dengan benar, sesuai dengan suara hati
(self conscience).
Menyebut
suara-suara dengan hati secara berulang, selalu mengingat dan menyadari
maknanya dengan hati, mampu mendorong untuk selalu dalam keadaan suci dan
bersih.
Hati kita seperti tanah tempat untuk bercocok
tanam,sedangkan tanaman adalah ide, visi, atau gagasan, apabila tanah tersebut
sudah tercemar, maka tanaman akan rusak dan mati. Begitu juga dengan ide dan
gagasan, apabila di tanam pada pikiran yang kotor, maka yang tumbuh kemudian
adalah tunas-tunas berpenyakit yang telah tercemar. Jadi, sebelum merespon
permasalahan, melihat suatu peluang, menyusun rencana atau mengambil subah
langkah maka langkah terpenting adalah periksa dulu hati dan pikiran kita,
apakah ia telah terbebas dari hama,? Jika belum istighfarlah,,,,lakukan 70x
setiap hari.
Post a Comment