BREAKING

Sunday, November 25, 2012

Motivasi Diri Hidup Bersosialisasi

Sebagai seorang manusia tentunya banyak persolan dalam kehidupan kita, sehingga sering kali kita tidak bisa berfikir dengan baik, untuk itu mulailah kita dengan sebuah pemikian yang negatif
ZERO MIND PROCES
Dalam sebuah kehidupan, seseorang akan terpengaruh dengan sepotong kalimat atau suatu kejadian, sehingga mampu mengubah paradigma berpikir seseorang, dalam artian seseorang akan mudah terpengaruh akan pemikirannya sendiri karena opini atau penjelasan orang lain yang mampu membuat dirinya menjadi  hilang akan kepercayaan dirinya, dan ragu akan kemampuan dirinya yang sesungguhnya.
(mencobalah berdiri dan percaya akan kemampuan yg kita miliki, jangan melemah hanya karena perkataan orang lain yang melebihkan kemampuan seseorang di atas kita).
Setiap diri telah dikaruniai oleh Tuhan sebuah jiwa, yang dengan jiwa itu,ia bebas menentukan pilihan reaksi. Bereaksi positif atau negatif, bereaksi berhenti atau melanjutkan bereaksi marah atau sabar bereaksi reaktif atau proaktif, beraksi baik atau buruk.
Kamulah sebenarnya penanggung jawab penuh dari reaksi sikap, dan juga keputusan itu.
Walaupun secara fisik terbelenggu, fikiran jangan ikut terbelenggu pula, tapi berfikirlah merdeka dan bebas, karena itulah kemerdekaan yang sesungguhnya.
Seseorang bebas memilih prinsipnya, mempertahankan keyakinannya,
apapun resiko yang akan dihadapi. Ia mampu memisahkan fisiknya yang terbelenggu dengan hatinya yang bebas merdeka dan ia tidak pernah membiarkan fikirannya merasa terbelenggu karena ia adalah raja atas pikirannya sendiri dan hatinya sendiri sehingga ia mampu berdiri dari keterpurukan dan bangkit dengan semangatnya.
(sesungguhnya kita memiliki kebebasan untuk memilih reaksi terhadap segala sesuatu yang terjadi atas diri kita kitalah penanggung jawab utama atas sikap yang kita ambil, bukan lingkungan kita . diri kita sendiri sesungguhnya penentu pilihan tersebut).
ANGGUKAN UNIVERSAL               
manusia sebenarnya memiliki suara hati yang sama suara hati yang universal yang terekam dalam God Spot, dan inilah yang disebut dengan kesadaran spiritual. Karena itulah, bila manusia hendak berbuat keburukan, usara hati nurani akan melarangnya, karena Tuhan tak menghendaki manusia berbuat kemungkaran. Jika manusia tetap mengerjakan perbuatan buruk, suara hati akan bernasehat. Begitu manusia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan nurani, ia akan menyesalinya.
TUJUH BELENGGU
Adakalanya suara hati terbelenggu dan menjadi buta untuk melihat nilai-nilai universal itu. Acapkali manusia mengabaikan pengakuan ini, yang pada akhirnya justru mengakibatkan dirinya terjerumus ke dalam kejahatan, kecurangan, kekerasan, kerusakan, dan lain-lainnya.
Selanjutnya akan dijelaskan tujuh “belenggu” suara hati pada God Spot, belenggu yang tanpa disadari membuat manusia menjadi “buta”. Belenggu-belenggu tersebut adalah :
a.     Prasangka
b.     Prinsip-prinsip hidup
c.      Pengalaman
d.     Kepentingan
e.     Sudut pandang
f.       Pembanding
g.     Fanatisme
a.     PRASANGKA NEGATIF
Tindakan seseorang sangat bergantung pada pikirannya.
Lingkungan juga berperan dalam mempengaruhi cara berpikir seseorang. Apabila lingkungannya pahit, maka kemungkinan ia pun menjadi pahit, selalu curiga, dan seringkali berprasangka negatif terhadap orang lain. Pikiran negatif ini bisa semakin bertambah ketika sistem informasi semakin maju, dan media seperti tv, majalah, dan koran terus “membombandir” pikiran manusia dengan berita berita pembunuhan penipuan, dan kejahatan. Akhirnya, banyak orang terpengaruh, dengan selalu berprasangka negatif dan curiga kepada orang lain.
Prasangka negatif ini mengalir dan berubah menjadi sikap “defensif” dan tertutup karena slalu menganggap bahwa orang lain musuh berbahaya, dan tidak mau bekerja sama. Akibatnya diri sendiri mengalami kerugian, seperti turunnya kinerja, tidak mampu melakukan sinergi dengan orang lain, melewatkan peluang-peluang emas bahkan tersingkir dari pergaulan sosial.
Sebaliknya, orang yang memiliki suara hati merdeka, akan lebih mampu melindungi pikirannya, ia mampu memilih respon positif di tengah lingkungan paling buruk sekalipun. Berprasangka baik pada orang lain akan mendorong dan menciptakan kondisi untuk saling percaya, saling mendukung, terbuka, dan kooperatif. Hasilnya adalah “aliansi cerdas” yang akan menciptakan performa puncak.
“ kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan semata. Sungguh, dugaan tiada berguna sedikit pun melawan kebenaran. Sungguh, Allah mengetahui segala yang mereka lakukan”
                                                                              Q.S Yunus 10:36
Prasangka sisi positif          saling percaya, saling mendukung, kooperatif, terbuka, dan performa terbaik.
Prasangka sisi negatif           defensif, tertutup, menahan informasi, non kooperatif, performa turun.
b.     PRINSIP HIDUP
Prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan suara hati akan berakhir dengan kegagalan, baik fisik maupun nonfisik. Dunia telah membuktikan bahwa prinsip yang tidak sejalan dengan suara hati atau mengabaikan hati nurani, mengakibatkan kesengsaraan, bahakn kehancuran ( buka ESQ hal 56).
Nilai-nilai buatan manusia, sebenarnya adalah upaya pencarian dan coba-coba manusia untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya.
Pemahaman makna hidup (spiritualisme) yang semestinya diletakkan sebagai kebutuhan awal manusia jangan diletakkan pada tingkat yang terakhir, karena mereka yang mampu memaknai setiap aktivitasnya memiliki kekuatan untuk mampu bertahan hidup di dunia fana ini.
Karena nilai-nilai pribadi yang sesungguhnya lebih tercermin dalam praktik bekerja dan komitmen kerja, bukan nilai-nilai perusahaan.
Intinya, bahwa hanya dengan berprinsip kuat pada sesuatu yang abadi, manusia akan mampu menuju kebahagiaan dan keamanan yang hakiki. Berprinsip dan berpegang pada sesuatu yang labil, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang labil pula.
(berprinsiplah selalu kepada Allah yang Maha Abadi).
c.      PENGALAMAN
“sama sekali bukan !
 tapi hati mereka telah dikuasai oleh apa yang mereka lakukan”
                                                                              Q.S Al Muthaffiffin 83:14
Pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang berperan dalam menciptakan pemikiran atau paradigma dalam dirinya. Seringkali, paradigma itu dijadikan “kacamata” dan tolak ukur bagi dirinya, juga dalam menilai lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut akan membatasi cakrawala berpikir seseorang, karena ia akan menilai segalanya berdasarkan “frame” berpikirnya sendiri, atau melihat berdasarkan bayangan ciptaannya sendiri, bukan melihat sesuatu secara ruul dan obyektif. Suara hatilah yang sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup. Sikap proaktif yang banyak diajarkan memang mampu mengajak seseorang untuk melihat sesuatu secara berbeda, namun sikapitu perlu dilandasi prinsip nilai yang benar, yang bersumber pada suara hati.
(pengalaman bukan berarti dijadikan untuk takar jalan kehidupan, melainkan pengalaman harus dijadikan pegangan untuk melihat dan mengubah pengalaman tersebut menjadi keadaan yang berbalik dan menjadi lebih baik)
Seharusnya, seseorang yang telah memiliki pengalaman, mampu untuk melihat kekurangan di masa lalu.
(pengalaman dan kebiasaanlah yang telah membelenggu hati serta pikiran yang pada akhirnya merugikan) terkadang seseorang tidak bisa lagi menilai sesuatu secara obyektif, apalagi pengalaman atau budaya tersebut dimiliki secara kolektif, dan telah berubah menjadi suatu paham.
(bebaskan diri anda dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran, berpikirlah merdeka).
d.     KEPENTINGAN
Seringkali, suara hati turut andil memberi informasi penting dalam menentukan prioritas. Tapi seringkali pula, suara hati diabaikan oleh nafsu sesaat atau kepentingan tertentu demi keuntungan jangka pendek, yang justru seringkali mengakibatkan kerugian jangka panjang.
“mengambil jalan pintas seringkali mengakibatkan kerusakan di kemudian hari”
Maka jelaslah, bisikan suara hati sesungguhnya senantiasa memberi informasi, dan menjadi pengendali langkah serta penentu prioritas dalam kehidupan kita sehari hari.
“dengarlah suara hati, peganglah prinsip”karena Allah”, berpikirlah melingkar, sebelum menentukan kepentingan dan prioritas”.
e.     SUDUT PANDANG
Suatu pekerjaan harus penuh dengan pemikiran agar tidak merugikan smua pihak, yang pasti dengan berfikiran melingkar 99 thinking hat, mengingat sifat” Allah (dzikir Asmaul Kusna) dalam satu satu kesatuan pikiran dan tindakan yg dinamakan dg thawaf hati. Berfikir dan mencari  jalan keluar agar tidak merugikan smua pihak serta berfikir untuk hal selanjutnya.
“lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan semua suara hati yang bersumber dari Asmaul Husna (99 Thinking Hat).
f.       FANATISME
“tapi mereka tiada pengetahuan tentang itu. Mereka hanya mengikuti dugaan belaka. Tapi dugaan sungguh tiada berguna sedikit pun untuk mencapai kebenaran”
                                                                              Q.S An Najm 53::28
Fanatisme adalah sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok menganut sebuah pemikiran dengan membabi buta sehingga menganggap diri paling benar dan yang lain salah, atau lebih rendah dari dirinya.
Fanatisme ini potensial menimbulkan konflik dan jika diamati,banyak terjadi konflik besar dalam sejarah dunia yang berawal dari fanatisme.
Sesungguhnya, fanatisme ini lahir melalui berbagai saluran informasi disekitar kita, diantaranya buku dan media massa. Berbagai buku hadir dihadapan kita dengan menawarkan berbagai pemikiran yang menjanjikan, tapi tanpa didasari dengan kasih sayang, keadilan, dan fanatisme yang berujung kebencian atau penghancuran terhadap kelompok manusia lain.
Terhadap segala informasi yang masuk, kita sebaiknya men-zero-kan hati  kita, dan selalu berfikir melingkar menggunakan suara hati sifat=sifat Ilahi.
Dalam mencerna berbagai propaganda atau informasi yang datang lewat buku, media, dan sebagainya. Akhirnya,kita mampu menganalisa informasi yang masuk dengan lebih proporsionaldan tidak mudah menjadi fanatik akan suatu pemikiran.
Keberhasilan tidak banyak ditentukan oleh ukuran besar-kecilnya seseorang, tetapi, keberhasilan banyak ditentukan oleh ukuean gagasan atau pemikiran dari dalam diri.
LAHIRNYA KESADARAN DIRI
Dari semua belenggu diatas, merupakan hal yang mempengaruhi cara berfikir seseorang. Oleh karena itu, kemampuan melihat sesuatu secara jernih harus didahului oleh kemampuan mengenali faktor-faktor manusia pd fitrahnya, manusia akan mampu melihat dengan “mata hati”, mampu memilih, dan memprioritaskan pilihan dengan benar, sesuai dengan suara hati (self conscience).
Menyebut suara-suara dengan hati secara berulang, selalu mengingat dan menyadari maknanya dengan hati, mampu mendorong untuk selalu dalam keadaan suci dan bersih.
Hati kita seperti tanah tempat untuk bercocok tanam,sedangkan tanaman adalah ide, visi, atau gagasan, apabila tanah tersebut sudah tercemar, maka tanaman akan rusak dan mati. Begitu juga dengan ide dan gagasan, apabila di tanam pada pikiran yang kotor, maka yang tumbuh kemudian adalah tunas-tunas berpenyakit yang telah tercemar. Jadi, sebelum merespon permasalahan, melihat suatu peluang, menyusun rencana atau mengambil subah langkah maka langkah terpenting adalah periksa dulu hati dan pikiran kita, apakah ia telah terbebas dari hama,? Jika belum istighfarlah,,,,lakukan 70x setiap hari.

About ""

Melangkahlah Penuh Semangat dan Rendah Hati. Karena Sesungguhnya Hidup Untuk Memecahkan Masalah.

Post a Comment

 
Copyright © 2013 CAK YITNO
Design by FBTemplates | BTT