BREAKING

Sunday, November 11, 2012

MEKANISME KINERJA JANTUNG



Cak Yitno - Jantung dikomposisikan dari jaringan dasar miokardium. Jaringan nodal memberikan pergerakan energi potensial. Atau jaringan nodal dapat menghubungkan serat-serat miokardium, jaringan nodal dapat merangsang dan dengan sendirinya berkontraksi menjadi gumpalan: artial syncytium dan ventrikel syncytium. Frekuensi kontraksi kardio/jantung dapat bergantung pada frekuensi depolarisasi jaringan nodal.

Jaringan nodal memiliki sebuah hirarki otomatis

Jika kita menyendirikan perbedaan-perbedaan struktur jaringan nodal, frekuensi depolarisasi menjadi berbeda:
  • Node sinus mempunyai sebuah ekuensi depolarisasi : 120 per menit
  • Node atrio ventrikel: 50 s/d 60 per menit
  • Berkas His: 30 s/d 40 per menit
  • Serabut Purkinya: 5 per menit
PA yang dihasilkan oleh node sinus dapat menyebar luas: node aurikulo ventrikel merangsang sebelum node tersebut telah dapat mengeluarkan pergerakan energi potensial nya sendiri.
Adalah struktur yang mempunyai frekuensi depolarisasi lebih cepat yang dapat mengarahkan jaringan nodal. Seluruh jantung mengalami pengaruh-pengaruh node sinus: adalah stimulator/pacemaker fisik. Jantung berdetak di ritme sinus.
Otomatisasi harus mempunyai 120 detak jantung per menit; tetapi kenyataannya jantung berdetak 70 per menit, inilah jumlah sistem syaraf vegetatif.
Jika node sinus hancur disebabkan keadaan patologis, kita dapat melihat munculnya aktifitas struktur-struktur yang lain: node atrio ventrikel akan memaksakan frekuensinya; atrium dan ventrikel dibawah pengaruh node aurikulo ventrikel, detak jantung pada ritme nodal.
Jika ada suatu masalah pada berkas His baru (frekuensi) node sinus berfungsi normal, sehingga atrium-atrium berdetak dengan ritme sinus.
Ventrikel berdetak pada ritme mereka sendiri = ritme idio ventrikel. Kita mempunyai suatu disosiasi aurikulo ventrikel atau blok aurikulo ventrikel yang terlihat pada ECG.

Konduksi interkardio

Semua serat berkonduksi bergerak potensial, tetapi tidak pada kecepatan yang sama. Konduksi pada jaringan nodal lebih cepat daripada jaringan miokardium.
Pada atrium baru, konduksi terjadi oleh serat-serat miokardium adalah dengan adanya sistem pada konduksi yang prefensial. Pergerakan yang potensial tiba pada node aurikulo ventrikel dan mengalami sebuah perlambatan yg jelas, kecepatan sama pada 0.1 kali per detik, karena serat-serat nodal menjadi sedikit berlebih atau berkurang dan terlalu bercampur.
Jangka waktu Nodal adalah waktu untuk melewati node aurikulo ventrikel pada semua ventrikel.
Pada ventrikel sisi lantai atau dasar, kecepatan = 5 kali per detik
Pada Berkas His, kecepatan = 2 kali per detik
Pada serabut Purkinya, kecepatan = 1 kali per detik
Pada kumpulan dibawah konduksi epikardia dengan miokardium, kecepatan = 0.4 kali per detik.
Atrium terletak 9/100 detik untuk kontraksi atrium.
Kedatangan divisi berkas His, membuat kontraksi ventrikel memakan waktu 16/100 detik. Itu adalah waktu konduksi aurikulo ventrikel dan waktu untuk mempunyai pergerakan potensial dan mengarah ke node sinus pada berkas His.
Suatu anomali fase konduksi, harus memikirkan suatu permasalahan pada berkas His baru.
Depolarisasi ventrikel: dilakukan lebih dulu dengan suatu depolarisasi septum/sekat/bilik tengah kiri ke kanan kemudian septum yang bersamaan mendepolarisasi sendiri dan berakhir pada titik jantung yang mendepolarisasi. Sebelum pada titik bawah/dasar; hal ini normal karena kontraksi berakhir di jantung bagian bawah/dasar atau abouchés les vaisseaux.
Aktifasi global pada 24/100 detik

Mengontrol otomatisasi syaraf kardio

Jantung memiliki fungsi aslinya sendiri. Tetapi fungsinya diatur oleh sistem syaraf vegetatif.

Inervasi vegetatif jantung

Jantung menerima dua kuota: parasimpatik dan orthosimpatik. Jalur yg eferen dapat mengerti dua jenis neuron yaitu pra ganglion dan pasca ganglion.
Sistem syaraf parasimpatik memiliki kondisi yang berasal dari regulator/bulbar pusat.
Tentang moderator kardio pusat ; Akson meminjam trayek gelombang syaraf. Neuron pasca ganglion menjadi pendek. Gelombang syaraf kanan bertindak pada node sinus dan atriol miokardium kanan. Syaraf kiri bertindak pada atrium kiri dan node aurikulo ventrikel. Tidak ada inervasi ventrikel parasimpatik.
Neuron-neuron eferen sistem syaraf orthosimpatik menghasilkan T1 sampai T4 dibawah ketergantungan pada sebuah regulator/bulbar pusat; akselarator kardio pusat. Neuron-neuron akan menyampaikan sambungan dalam suatu rantai simpatik laterodosalis. Berangkat dari sana, syaraf kardio/jantung mengirimkan kepada struktur-struktur nodal yg bersamaan dan miokardium.

Pergerakan sistem syaraf parasimpatik

Ritme istirahat jantung menguncup 70 kali per menit. Jika kita membagi bagian gelombang syaraf:
Jantung mengakselerasi sendiri ritme nya sampai 120 kali per menit.
Parasimpatik mempunyai suatu aksi feedback negatif yang permanen. Jika kita menstimulasi peralatan/periferal akhir bagian syaraf dengan frekuensi intensitas rendah dapat mencapai 80 detak per menit. Dengan intensitas tinggi, jantung dapat berhenti sendiri dengan detakan terakhir yang dapat disebut sistem yang dapat dihindarkan; kemudian jantung berhenti kembali, sehingga dapat melepaskan diri dan pelepasannya berubah mengikuti stimulasi gelombang syaraf.
Suatu koresponden tidak sadar menuju kepada suatu gelombang hiperfungsi.
Sistem syaraf parasimpatik dapat mengerem frekuensi kardio. Itu adalah suatu efek yang dikatakan chronotropik negatif. Sistem syaraf tersebut memperkecil kecepatan konduksi yang disebut efek dromotropik negative; aksi tersebut permanen. Dapat dikatakan bahwa parasimpatik melatih suatu pengereman irama pada jantung; itu adalah suatu gelombang rem.

Mekanisme pergerakan parasimpatik

Pergerakan telah direalisasikan melalui intermediasi/penghubung asetilkolin bebas dengan neuron kedua yang dapat memperbaiki sendiri penerima muskarinik dan mengawal jaringan nodal yang baru pada suatu pengurangan potensial istirahat dan suatu modifikasi lereng pra potensial. Dapat membawakan permeabilitas potasium (potasium yang bermanfaat dan lereng berkurang tandanya).

Pergerakan sistem syaraf orthosimpatik

Jika kita membagi 6 syaraf kardio, kita dapat menemukan sedikit bagian. Ada probabilitas suatu irama kecil orthosimpatik yang sangat rendah.
Jika kita menstimulasi peralatan/peripheral akhir, kita dapat mengakselerasi jantung. Jika kita memberhentikan stimulasi, kita dapat kembali menghadirkan ke-progresif-an pada frekuensi istirahat.
Kita menemukan frekuensi maksimal dari formula:
Fmax=220-usia tahun ini
Orthosimpatik mempunyai suatu aksi kebalikan dari sel parasimpatik. Dapat mengakselerasi jantung, tetapi caranya intermitten (tanpa irama). Sebagai chronotropik+ dan dromotropik+.

Mekanisme pergerakan orthosimpatik

Dengan pergerakan katekolamin bertindak pada penerima beta. Dapat memodifikasi permeabilitas potasium pada jaringan baru nodal dan menambahkan frekuensi kardio.
Dengan memodifikasi hanya membuat suatu penambahan lereng pra potensial. Dari perbedaan parasimpatik, orthosimpatik tidak bisa mempunyai pergerakan pada potensi istirahat.
Fungsional jantung menggunakan jaringan nodal, modul dengan sistem syaraf vegetatif, yang dapat mempunyai pergerakan feedback negatif permanen dan membolehkan suatu akselerasi situasi psikologis pada saat tertentu, dengan menaikkan pergerakan feedback negatif dan akselerasi.












:


About ""

Melangkahlah Penuh Semangat dan Rendah Hati. Karena Sesungguhnya Hidup Untuk Memecahkan Masalah.

Post a Comment

 
Copyright © 2013 CAK YITNO
Design by FBTemplates | BTT