Jaringan nodal memiliki sebuah hirarki otomatis
Jika kita menyendirikan perbedaan-perbedaan struktur jaringan nodal, frekuensi depolarisasi menjadi berbeda:
- Node sinus mempunyai sebuah ekuensi depolarisasi : 120 per menit
- Node atrio ventrikel: 50 s/d 60 per menit
- Berkas His: 30 s/d 40 per menit
- Serabut Purkinya: 5 per menit
PA yang dihasilkan oleh node sinus dapat
menyebar luas: node aurikulo ventrikel merangsang sebelum node tersebut
telah dapat mengeluarkan pergerakan energi potensial nya sendiri.
Adalah struktur yang mempunyai frekuensi
depolarisasi lebih cepat yang dapat mengarahkan jaringan nodal. Seluruh
jantung mengalami pengaruh-pengaruh node sinus: adalah
stimulator/pacemaker fisik. Jantung berdetak di ritme sinus.
Otomatisasi harus mempunyai 120 detak
jantung per menit; tetapi kenyataannya jantung berdetak 70 per menit,
inilah jumlah sistem syaraf vegetatif.
Jika node sinus hancur disebabkan
keadaan patologis, kita dapat melihat munculnya aktifitas
struktur-struktur yang lain: node atrio ventrikel akan memaksakan
frekuensinya; atrium dan ventrikel dibawah pengaruh node aurikulo
ventrikel, detak jantung pada ritme nodal.
Jika ada suatu masalah pada berkas His
baru (frekuensi) node sinus berfungsi normal, sehingga atrium-atrium
berdetak dengan ritme sinus.
Ventrikel berdetak pada ritme mereka
sendiri = ritme idio ventrikel. Kita mempunyai suatu disosiasi aurikulo
ventrikel atau blok aurikulo ventrikel yang terlihat pada ECG.
Konduksi interkardio
Semua serat berkonduksi bergerak
potensial, tetapi tidak pada kecepatan yang sama. Konduksi pada jaringan
nodal lebih cepat daripada jaringan miokardium.
Pada atrium baru, konduksi terjadi oleh
serat-serat miokardium adalah dengan adanya sistem pada konduksi yang
prefensial. Pergerakan yang potensial tiba pada node aurikulo ventrikel
dan mengalami sebuah perlambatan yg jelas, kecepatan sama pada 0.1 kali
per detik, karena serat-serat nodal menjadi sedikit berlebih atau
berkurang dan terlalu bercampur.
Jangka waktu Nodal adalah waktu untuk melewati node aurikulo ventrikel pada semua ventrikel.
Pada ventrikel sisi lantai atau dasar, kecepatan = 5 kali per detik
Pada Berkas His, kecepatan = 2 kali per detik
Pada serabut Purkinya, kecepatan = 1 kali per detik
Pada kumpulan dibawah konduksi epikardia dengan miokardium, kecepatan = 0.4 kali per detik.
Atrium terletak 9/100 detik untuk kontraksi atrium.
Kedatangan divisi berkas His, membuat
kontraksi ventrikel memakan waktu 16/100 detik. Itu adalah waktu
konduksi aurikulo ventrikel dan waktu untuk mempunyai pergerakan
potensial dan mengarah ke node sinus pada berkas His.
Suatu anomali fase konduksi, harus memikirkan suatu permasalahan pada berkas His baru.
Depolarisasi ventrikel: dilakukan lebih
dulu dengan suatu depolarisasi septum/sekat/bilik tengah kiri ke kanan
kemudian septum yang bersamaan mendepolarisasi sendiri dan berakhir pada
titik jantung yang mendepolarisasi. Sebelum pada titik bawah/dasar; hal
ini normal karena kontraksi berakhir di jantung bagian bawah/dasar atau
abouchés les vaisseaux.
Aktifasi global pada 24/100 detik
Mengontrol otomatisasi syaraf kardio
Jantung memiliki fungsi aslinya sendiri. Tetapi fungsinya diatur oleh sistem syaraf vegetatif.
Inervasi vegetatif jantung
Jantung menerima dua kuota: parasimpatik
dan orthosimpatik. Jalur yg eferen dapat mengerti dua jenis neuron
yaitu pra ganglion dan pasca ganglion.
Sistem syaraf parasimpatik memiliki kondisi yang berasal dari regulator/bulbar pusat.
Tentang moderator kardio pusat ; Akson
meminjam trayek gelombang syaraf. Neuron pasca ganglion menjadi pendek.
Gelombang syaraf kanan bertindak pada node sinus dan atriol miokardium
kanan. Syaraf kiri bertindak pada atrium kiri dan node aurikulo
ventrikel. Tidak ada inervasi ventrikel parasimpatik.
Neuron-neuron eferen sistem syaraf
orthosimpatik menghasilkan T1 sampai T4 dibawah ketergantungan pada
sebuah regulator/bulbar pusat; akselarator kardio pusat. Neuron-neuron
akan menyampaikan sambungan dalam suatu rantai simpatik laterodosalis.
Berangkat dari sana, syaraf kardio/jantung mengirimkan kepada
struktur-struktur nodal yg bersamaan dan miokardium.
Pergerakan sistem syaraf parasimpatik
Ritme istirahat jantung menguncup 70 kali per menit. Jika kita membagi bagian gelombang syaraf:
Jantung mengakselerasi sendiri ritme nya sampai 120 kali per menit.
Parasimpatik mempunyai suatu aksi
feedback negatif yang permanen. Jika kita menstimulasi
peralatan/periferal akhir bagian syaraf dengan frekuensi intensitas
rendah dapat mencapai 80 detak per menit. Dengan intensitas tinggi,
jantung dapat berhenti sendiri dengan detakan terakhir yang dapat
disebut sistem yang dapat dihindarkan; kemudian jantung berhenti
kembali, sehingga dapat melepaskan diri dan pelepasannya berubah
mengikuti stimulasi gelombang syaraf.
Suatu koresponden tidak sadar menuju kepada suatu gelombang hiperfungsi.
Sistem syaraf parasimpatik dapat
mengerem frekuensi kardio. Itu adalah suatu efek yang dikatakan
chronotropik negatif. Sistem syaraf tersebut memperkecil kecepatan
konduksi yang disebut efek dromotropik negative; aksi tersebut permanen.
Dapat dikatakan bahwa parasimpatik melatih suatu pengereman irama pada
jantung; itu adalah suatu gelombang rem.
Mekanisme pergerakan parasimpatik
Pergerakan telah direalisasikan melalui
intermediasi/penghubung asetilkolin bebas dengan neuron kedua yang dapat
memperbaiki sendiri penerima muskarinik dan mengawal jaringan nodal
yang baru pada suatu pengurangan potensial istirahat dan suatu
modifikasi lereng pra potensial. Dapat membawakan permeabilitas potasium
(potasium yang bermanfaat dan lereng berkurang tandanya).
Pergerakan sistem syaraf orthosimpatik
Jika kita membagi 6 syaraf kardio, kita
dapat menemukan sedikit bagian. Ada probabilitas suatu irama kecil
orthosimpatik yang sangat rendah.
Jika kita menstimulasi
peralatan/peripheral akhir, kita dapat mengakselerasi jantung. Jika kita
memberhentikan stimulasi, kita dapat kembali menghadirkan
ke-progresif-an pada frekuensi istirahat.
Kita menemukan frekuensi maksimal dari formula:
Fmax=220-usia tahun ini
Orthosimpatik mempunyai suatu aksi
kebalikan dari sel parasimpatik. Dapat mengakselerasi jantung, tetapi
caranya intermitten (tanpa irama). Sebagai chronotropik+ dan
dromotropik+.
Mekanisme pergerakan orthosimpatik
Dengan pergerakan katekolamin bertindak
pada penerima beta. Dapat memodifikasi permeabilitas potasium pada
jaringan baru nodal dan menambahkan frekuensi kardio.
Dengan memodifikasi hanya membuat suatu
penambahan lereng pra potensial. Dari perbedaan parasimpatik,
orthosimpatik tidak bisa mempunyai pergerakan pada potensi istirahat.
Fungsional jantung menggunakan jaringan
nodal, modul dengan sistem syaraf vegetatif, yang dapat mempunyai
pergerakan feedback negatif permanen dan membolehkan suatu akselerasi
situasi psikologis pada saat tertentu, dengan menaikkan pergerakan
feedback negatif dan akselerasi.
:
Post a Comment