Cak Yitno - Setiap orang pasti punya masalah. Itu sudah pasti karena masalah memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan pada waktunya. Terkadang keinginan itu terlambat jadi kenyataan bahkan tidak pernah terealisasi sama sekali.
Masalah apapun bentuknya, besar atau kecil, berat atau ringan bisa dipecahkan. Cara memecahkan masalah atau bahasa kerennya problem solving memiliki beberapa tahapan diantaranya yaitu:
1. Identifikasi Masalah
Buatlah deskripsi apa yang sebenarnya terjadi. Tulislah situasi dan kondisi sekarang yang menurut kita itu adalah sebuah masalah. Cobalah tanyakan dalam diri, apakah ini benar-benar sebuah masalah atau hanya kita sendiri yang mengada-adakan dan membesar-besarkan persoalan. Sesuatu yang sepele sering dianggap masalah itu yang sering terjadi.
Lihatlah apakah masalah ini akan berpengaruh terhadap diri kita atau tidak. Terus pengaruhnya apa. Semakin besar dampak masalah buat diri kita berarti masalah itu harus diprioritaskan. Masalah yang berdampak jangka panjang juga mesti diperhatikan. Tanpa disadari kita “memelihara” masalah karena efeknya belum terasa saat ini. Ada kebiasaan yang kita anggap hal biasa padahal bisa jadi masalah di masa yang akan datang. Misalnya merokok.
2. Cari Akar Masalah
Apa yang nampak di permukaan belum tentu sama dengan apa yang ada di dalam. Kita harus mencari sumber atau asal permasalahan yang sudah kita identifikasikan di langkah pertama tadi. Misalnya kulit kita gatal karena digigit nyamuk. Masalah yang nampak adalah rasa gatal. Solusi yang diambil mungkin hanya dengan mengoleskan salep anti gatal. Nyamuknya akan terus berkeliaran dan mungkin akan menggigit lagi. Jika kita tahu akar masalahnya, nyamuknya juga harus diberantas.
Begitu juga dengan permasalahan yang kita alami. Diuraikan dulu dengan jelas, ditelusuri hingga ditemukan sumbernya. Jika kita sudah bisa mengidentifikasi dan menemukan akar masalah, 50% permasalahan kita sudah bisa dianggap selesai. Tentu saja proses ini tidak mudah dilakukan. Perlu waktu dan kejernihan berpikir agar bisa obyektif dalam menilai permasalahan.
3. Buat Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi dan sumbernya darimana, buatlah beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan. Tulislah cara-cara pemecahan masalah itu dengan tahapan-tahapannya. Apa saja langkah yang perlu diambil agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Jangan lupa tuliskan juga resiko, waktu yang harus ditempuh dan tingkat kesulitannya.
Susunlah alternatif pemecahan masalah itu sesuai dengan urutan. Cara penyelesaian yang paling kecil resikonya, waktunya sedikit dan mudah dilaksanakan ditaruh di urutan pertama. Begitu terus diurutkan hingga yang terakhir. Jika masalah kita berhubungan dengan orang lain, usahakan bisa win-win solution. Jika tidak bisa sama-sama menang, pilihlah yang resikonya paling kecil.
4. Laksanakan pilihan terbaik dari alternatif pemecahan masalah
Pilihlah satu alternatif pemecahan masalah yang sudah kita susun. Laksanakan pilihan tersebut. Selesaikan masalah dengan tuntas. Jangan sampai kita menyelesaikan masalah tapi menimbulkan masalah baru. Kita harus meniru slogan salah satu perusahaan BUMN yaitu “menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Terkadang ada resiko yang harus kita terima ketika ingin menyelesaikan masalah. Siapkan diri menerima resiko tersebut jika mau masalah kita selesai dengan tuntas. Resiko tak bisa dihindari tapi harus dihadapi. Entah resiko itu berupa dimusuhi dan dijauhi oleh teman atau bahkan harus pindah dari lingkungan. Misalnya ada seorang remaja yang menjadi pengguna narkoba karena terpengaruh teman-teman dan lingkungannya. Salah satu solusinya adalah dia harus menjauhi mereka. Jika perlu pindah ke tempat lain yang lebih kondusif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
info yg bermanfaat gan....ijin untuk merenungi
ReplyDelete