Kualitas diri seringkali kurang disadari oleh
setiap orang sebagai salah satu faktor yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan seseorang dalam lingkup kecil, atau keberhasilan
perusahaan dalam lingkup yang lebih besar. Tidak dapat dipungkiri bahwa
seberapa canggihpun suatu perusahaan, dimana semuanya serba otomatis,
semua mesin yang menjalankan proses produksi, pasti tidak terlepas dari
ada campur tangan manusia yang mengatur itu semua.
Total Quality Management (TQM) menekankan
bahwa evaluasi diri sebagai bagian dari suatu proses perbaikan
berkelanjutan. Evaluasi diri di sini berbicara mengenai pentingnya
evaluasi terhadap satu proses produksi dimana manusianya sebagai salah
satu faktor yang perlu untuk dievaluasi dalam rangka perbaikan terus
menerus.
Seringkali kita tidak tahu bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas diri. Bahkan
beberapa orang merasa cukup puas dengan kualitas diri yang saat ini
dimiliki. Padahal kalau mau digali lebih dalam lagi seharusnya masih ada
potensi diri yang bisa ditingkatkan untuk menambah kualitas. Dengan
kondisi seseorang cukup puas dengan kualitasnya maka dia merasa tidak
perlu ada peningkatan-peningkatan atau perbaikan dalam dirinya. Dan
apabila suatu perusahaan memiliki beberapa karyawan dengan tipe seperti
ini, pastilah perusahaan terebut akan sulit untuk mengembangkan dirinya.
Semakin tinggi kualitas diri seseorang maka seseorang semakin kompeten
dalam berbagai aspek kehidupan. Namun demikian, tanpa usaha yang
maksimal maka kualitas diri tidak akan mengalami kemajuan seperti yang
diharapkan.
Beberapa langkah dasar yang dapat diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas diri adalah sebagai berikut:
1. Membaca
Sepertinya
sangat sederhana, tetapi dalam pelaksanaannya tidaklah mudah. Membaca
merupakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Namun dengan
membaca banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Membaca adalah proses
input data yang terbilang akurat. Dengan membaca banyak informasi yang
bisa kita peroleh. Dari membacalah seorang ahli fikir bisa mengatakan
sebuah teori dengan lantang. Kebiasaan membaca dapat mulai dibiasakan
sejak masih anak-anak. Tanpa membaca, otak kita akan kering, sempit dan
tidak memiliki gambaran akan dunia. Membaca akan melengkapi data anda.
Otak akan lebih kreatif dalam menyikapi segala situasi.
2. Mendengar
Mendengar
juga adalah pekerjaan yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi. Namun
mendengar banyak sekali manfaat yang bisa kita petik. Terbiasa
mendengar, banyak informasi yang bisa kita dapatkan, yang mungkin saja,
kita tidak peroleh pada buku-buku bacaan kita. mendengar akan melatih
kesabaran, ketelitian dan konsentrasi. Efeknya, jika anda antusias
mendengarkan uraian seseorang, maka orang tersebut akan lebih respek
kepada anda.Ingat! orang besar lebih banyak mendengar daripada
berbicara.
3. Menulis
Kegiatan
menulis, akan menguji kita, seberapa baik kemampuan kita dalam menyerap
ilmu dan informasi dari kegiatan membaca dan mendengar. Menulis akan
melatih kita menerapkan pola fikir yang kritis, dan kaya akan
pengetahuan. Walau terasa berat, namun menulis sangatlah bermanfaat.
Melalui tulisanlah kita bisa menuangkan ide-ide kita. Seperti yang kita
tahu, bahwa dunia pers, dalam kegitan sosial, sangatlah berperan aktif. Karena
tulisan-tulisannyalah, pers menjadi sangat disegani dan dihormati.
Terlepas dari pro-kontra isi penulisan. Semua itu berpulang pada masing
-masing penulis. Menulis bisa kita jadikan sarana untuk membentuk
karakter, publikasi atau merupakan kesenangan tersendiri. Bahkan bisa
dijadikan alternatif mata pencaharian.
4. Action (Bertindak)
Sebenarnya,
kegiatan menulis sudah termasuk dari tips Melakukan. Namun dalam hal
ini, saya mencoba melihat “kegiatan menulis” sebagai salah satu langkah
peningkatan diri. Inilah mungkin tips yang paling vital. Melakukan
Sesuatu! Karena berkaitan dengan bukti. Walau seseorang telah melakukan
kegiatan baca dan dengar, sebagai sarana menimbah ilmu pengetahuan.
Namun tanpa mencoba untuk Melakukan Sesuatu yang diyakininya. Sesuatu
yang menurutnya mampu membawanya pada gerbang kesuksesan. Maka ilmu
pengetahuan yang diperolehnya, akan mengalami kekakuan. Tidak terbiasa
melakukan/bertindak maka ilmu yang diperolehnya akan mubazir. Lambat
laun akan melemah dan lumpuh.
5. Menghayati
Terakhir,
menghayati adalah proses perenungan dari apa yeng telah dilakukan
selama ini. Terbiasa menghayati setiap kegiatan, sama halnya terbiasa
melakukan koreksi diri dan pembenahan dalam setiap kesempatan.
Sebagai
manusia biasa, tentunya kita tak luput dari segala kesalahan. Terkadang
kita melangkah dengan penuh semangat, namun lupa akan penghayatan dari
apa yang kita lakukan tersebut. Sehingga kita tidak mampu melihat,
sisi-sisi yang mungkin akan memberikan peluang yang luar biasa bagi
kemajuan kualitas diri kita seutuhnya.
Post a Comment