BELAJAR UNTUK CINTA DAN MENERIMA DIRI
Setiap hari kita mengalami tekanan tentang bagaimana menjadi diri sendiri dan bagaimana membawa diri kita. Sebagian dari kita cenderung untuk mencoba menjadi orang lain baik itu teman/rekan yang dianggap lebih unggul, atau mencoba menjadi seseorang yang sangat digemari dan dicintai oleh teman-teman kita. Hal itu dilakukan hanya untuk meningkatkan harga diri. Kita mencoba menjadi orang lain, dan hal itu tak akan pernah bisa terjadi.
Bagaimana jika kita dituntut untuk menjadi orang lain? Kemungkinan ini bisa saja terjadi. Lihat saja contoh sederhana dalam keluarga. Saya, mungkin juga anda, pernah dituntut oleh orang tua untuk menjadi seperti kakak atau orang-orang yang menurut orang tua itu baik. Saat saya lebih senang untuk belajar sendiri, orang tua malah memaksa untuk belajar bersama teman-teman.
Tak ada yang memaksa karena itu merupakan pilihan menjadi: diri sendiri? Atau bertopeng!
Apapun situasinya, jangan membandingkan si A, B, atau C dengan diri kita, apalagi melihat kelemahan dalam diri kita dan membandingkan dengan kelebihan orang lain yang kita anggap tidak ada dalam diri kita. Jika kita berani mencoba menjadi diri orang lain, maka anda sedang menyiapkan bom waktu bagi diri anda sendiri. Saya tidak membayangkan betapa beratnya seorang teman saya yang sifatnya “riang”, berubah menjadi orang yang “pendiam” dan sok jaim, hanya karena menyamakan diri dengan senior-seniornya.
Menjadi diri sendiri itu memang sulit. Untuk itu tidak heran jika prestasi yang paling terbesar di dunia adalah saat kita menampilkan diri kita sendiri, bukan menjadi diri orang lain.
Bagaimana melakukannya?
Jangan pernah menyesali kesalahan, kegagalan maupun kekurangan yang ada di dalam diri kita. Jangan pernah menyesalinya. Jadikan itu sebagai pelajaran dan pengalaman yang paling berharga. Pertumbuhan seseorang jika ia terus berlatih dan mengasah kemampuan dirinya sendiri, bukan meminjam cara untuk meningkatkan harga dirinya dari teman/rekannya.
Kita diciptakan unik. Kembar pun belum tentu semuanya kembar. Tak ada yang sama. Kita bukan lahir dari pabrik. Apakah kita berloba menjadi orang lain di tengah-tengah zaman yang membutuhkan orang yang menjadi dirinya sendiri. Seseorang yang merasa harga dirinya tidak tergantung pada pendapat orang lain, adalah orang yang telah mengalahkan dirinya dan sedang menjadi diri sendiri. Hanya dengan menyukai diri kita sediri baik secara mental, fisik dan emosional. Dengan demikian kita bisa mengkonstruksi karakter kita yang sebenarnya.
Post a Comment