Saat melaksanakan shalat, Umat Islam dari segala penjuru menghadap ke Ka’bah sebagai arah kiblat. Bangunan berbentuk kubus ini terletak di jantung Masjidil Haram dan dikelilingi oleh ribuan manusia setiap hari.
Sedikit orang yang tahu, bahwa ternyata tidak hanya satu ka’bah yang ada di alam semesta ini. Berdasarkan Al-Quran dan hadist, ada dua Ka’bah yang dipercaya menjadi rumah Allah. Selain ka’bah yang dibangun di Mekkah, ternyata ada satu lagi Ka’bah yang menjadi arah kiblat penduduk langit.
Ka’bah tersebut bernama Baitul Makmur dan terletak di langit ketujuh. Layaknya ka’bah di dunia, Baitul Makmur juga dikelilingi oleh malaikat setiap hari untuk melakukan tawaf. Berdasarkan hadist Nabi, letak ka’bah di langit ini sejajar dengan ka’bah yang berada di bumi. Sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.
Nabi Muhammad SAW melihat langsung Baitul Makmur ketika melaksanakan Isra Mi’raj untuk menjemput perintah salat. Sesampainya di langit ketujuh, Nabi bersama Malaikat Jibril disambut oleh Nabi Ibrahim AS. Ketika itu sang Rasulullah melihat Baitul Makmur yang dikelilingi ribuan malaikat. Kisah ini diceritakan Nabi yang artinya:
“Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril. “Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162).
Baitul makmur juga menjadi salah satu tempat yang dijadikan Allah sebagai Sumpah-Nya. Seperti diketahui bahwa makhluk Allah yang menjadi sumpah berarti termasuk makhluk yang mulia. Baitul Makmur dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surat At-Thur yang artinya, “dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6).
Baitul Makmur bermula saat Allah SWT hendak menciptakan khalifah di bumi. Saat itu keputusan Allah SWT ini dipertanyakan oleh para Malaikat. Seperti kalam Allah dalam Al-Baqarah : 30 yang artinya “Kenapa Engkau hendak menciptakan khalifah dibumi, yaitu orang-orang yang akan berbuat kerusakan & saling menumpahkan darah, sedangkan kami ini (para Malaikat) masih selalu bertasbih, bertauhid, dan mesucikan Engkau”, Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui terhadap apa yang kalian tidak ketahui” (Al-Baqarah : 30)
Ternyata jawaban Allah membuat malaikat merasa berdosa. Kemudian untuk menebus segala dosa-dosanya, golongan malaikat ini berthowaf (berkeliling) Arsy sebanyak 7 kali. Allah kemudian memerintahkan kepada para malikat itu untuk turun ke bumi dan membangun sebuah Baitullah (Ka’bah). Tujuannya agar jika Adam (manusia) berbuat dosa, dapat diampuni dengan berthowaf mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali.
Namun ketika banjir pada zaman Nabi Nuh AS, Allah mengangkat Baitullah ini ke atas langit. Di sisi Ka’bah tersebut dibangun sebuah menara yang kira-kira tingginya adalah sepanjang 500 tahun perjalanan. Apabila telah datang hari Jum’at, malaikat jibril naik keatas menara dan mengumandangkan adzan, Malaikat Israfil yang membacakan khutbah Jum’at nya dan sholat Jum’at diimami oleh Malaikat Mikail, diikuti oleh seluruh Malaikat yang berada di Baitul Makmur tersebut.
Bangunan ini memiliki kedudukan yang sangat mulia, maka nama ini tidak boleh digunakan untuk menamakan satu rumah, atau tempat, atau bangunan apapun. Sebagaimana kita tidak boleh memberi nama tempat di sekitar kita dengan nama Ka’bah atau Baitul Haram, atau nama-nama lainnya yang diagungkan. Karena termasuk bentuk penghinaan dan agar tidak dianggap menyerupakan.
Sekiranya jika ada yang kurang dalam pembahasan artikel ini mohon ditambahkan. Jika ada yang salah mohon dikoreksi. Allah SWT penguasa segala pengetahuan di alam semesta.
Sedikit orang yang tahu, bahwa ternyata tidak hanya satu ka’bah yang ada di alam semesta ini. Berdasarkan Al-Quran dan hadist, ada dua Ka’bah yang dipercaya menjadi rumah Allah. Selain ka’bah yang dibangun di Mekkah, ternyata ada satu lagi Ka’bah yang menjadi arah kiblat penduduk langit.
Ka’bah tersebut bernama Baitul Makmur dan terletak di langit ketujuh. Layaknya ka’bah di dunia, Baitul Makmur juga dikelilingi oleh malaikat setiap hari untuk melakukan tawaf. Berdasarkan hadist Nabi, letak ka’bah di langit ini sejajar dengan ka’bah yang berada di bumi. Sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.
Nabi Muhammad SAW melihat langsung Baitul Makmur ketika melaksanakan Isra Mi’raj untuk menjemput perintah salat. Sesampainya di langit ketujuh, Nabi bersama Malaikat Jibril disambut oleh Nabi Ibrahim AS. Ketika itu sang Rasulullah melihat Baitul Makmur yang dikelilingi ribuan malaikat. Kisah ini diceritakan Nabi yang artinya:
“Lalu aku melihat Baitul Makmur. Akupun bertanya kepada Jibril. “Ini adalah Baitul Makmur, setiap hari, tempat ini dikunjungi 70.000 Malaikat untuk melakukan shalat di sana. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi ke tempat ini.” (HR. Bukhari 3207 & Muslim 162).
Baitul makmur juga menjadi salah satu tempat yang dijadikan Allah sebagai Sumpah-Nya. Seperti diketahui bahwa makhluk Allah yang menjadi sumpah berarti termasuk makhluk yang mulia. Baitul Makmur dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surat At-Thur yang artinya, “dan demi Baitul Ma’mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6).
Baitul Makmur bermula saat Allah SWT hendak menciptakan khalifah di bumi. Saat itu keputusan Allah SWT ini dipertanyakan oleh para Malaikat. Seperti kalam Allah dalam Al-Baqarah : 30 yang artinya “Kenapa Engkau hendak menciptakan khalifah dibumi, yaitu orang-orang yang akan berbuat kerusakan & saling menumpahkan darah, sedangkan kami ini (para Malaikat) masih selalu bertasbih, bertauhid, dan mesucikan Engkau”, Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui terhadap apa yang kalian tidak ketahui” (Al-Baqarah : 30)
Ternyata jawaban Allah membuat malaikat merasa berdosa. Kemudian untuk menebus segala dosa-dosanya, golongan malaikat ini berthowaf (berkeliling) Arsy sebanyak 7 kali. Allah kemudian memerintahkan kepada para malikat itu untuk turun ke bumi dan membangun sebuah Baitullah (Ka’bah). Tujuannya agar jika Adam (manusia) berbuat dosa, dapat diampuni dengan berthowaf mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali.
Namun ketika banjir pada zaman Nabi Nuh AS, Allah mengangkat Baitullah ini ke atas langit. Di sisi Ka’bah tersebut dibangun sebuah menara yang kira-kira tingginya adalah sepanjang 500 tahun perjalanan. Apabila telah datang hari Jum’at, malaikat jibril naik keatas menara dan mengumandangkan adzan, Malaikat Israfil yang membacakan khutbah Jum’at nya dan sholat Jum’at diimami oleh Malaikat Mikail, diikuti oleh seluruh Malaikat yang berada di Baitul Makmur tersebut.
Bangunan ini memiliki kedudukan yang sangat mulia, maka nama ini tidak boleh digunakan untuk menamakan satu rumah, atau tempat, atau bangunan apapun. Sebagaimana kita tidak boleh memberi nama tempat di sekitar kita dengan nama Ka’bah atau Baitul Haram, atau nama-nama lainnya yang diagungkan. Karena termasuk bentuk penghinaan dan agar tidak dianggap menyerupakan.
Sekiranya jika ada yang kurang dalam pembahasan artikel ini mohon ditambahkan. Jika ada yang salah mohon dikoreksi. Allah SWT penguasa segala pengetahuan di alam semesta.
Post a Comment