- “Sungguh menakjubkan atas orang beriman,
bahwa semua urusannya baik bagi dirinya. Dan itu tidak akan terjadi
kecuali pada orang beriman. Apabila diberi sesuatu yang menyenangkan, ia
akan bersyukur, dan apabila diberi musibah/sesuatu yang tidak
menyenangkan, ia akan bersabar. Dan kedua-keduanya baik baginya.” (Hadits Riwayat Muslim).
Tentu
kita semua telah merasakan dalam kehidupan yang kita jalani ini ada dua
hal yang biasa dirasakan, yaitu rasa berbahagia dan menyenangkan kita,
dan rasa sedih berduka dan menderita saat mengalami musibah. Apa yang
hendaknya yang bisa kita lakukan apabila menerima dua hal
tersebut?
Tatkala kita mesti bersyukur, yakni ketika kita
merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang mana semua itu berasal dari
Allah SWT, pemberian dari Allah SWT, maka kita juga harus berterima
kasih kepada Allah SWT, yaitu dengan banyak beribadah kepada-Nya, dan
memenuhi hak syukur lainnya.
Jelas kenikmatan itu berasal dari
Allah SWT, misalnya Allah SWT-lah yang mengkaruniakan mata sehingga kita
bisa membaca. Apabila kita bersyukur, maka tentu dengan anggota tubuh
itu kita manfaatkan untuk di jalan Allah SWT, seperti membaca Alquran,
menuntut ilmu, dan sebagainya. Anugerah kaki kita manfaatkan untuk
berjalan di jalan Allah SWT, seperti berjalan ke mesjid, atau ke
pengajian-pengajian, serta tempat-tempat yang diridhoi dan diberkahi
Allah SWT. Demikian pula apabila Allah SWT memberi kenikmatan berupa
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kita, maka rasa syukurnya dengan
memberikan sebagian harta kita kepada mereka yang membutuhkan, seperti
anak yatim, orang miskin melalui infak, melalui sedekah. Demikianlah
sejatinya rasa syukur kita kepada Allah SWT.
“Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS an-Nahl [16]: 18).
Tetapi bagaimana apabila
kita menerima musibah… maka kita harus bersabar dan harus tetap tenang
dan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi musibah tersebut. Tidak lupa
kita ridho menerima kondisi tersebut. Tatkala terjadi pada masa lalu,
maka kita rencanakan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di masa
mendatang, sehingga tidak terjadi lagi musibah karena kesalahan
tersebut.
Dengan demikian kita patut bersyukur atas nikmat Allah SWT, dan juga bersabar manakala menerima musibah dari Allah SWT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment