Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena wajah
yang tersenyum mencerminkan perasaan yang tenang. Senyum itu ibadah
yang paling mudah dilakukan, tetapi mampu menyempurnakan kemuliaan
akhlak.
Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, anugerah yang bisa menenangkan perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati yang gelisah. Senyuman merupakan kosmetika
wajah yang paling tulus dan berharga, tidak perlu dibeli dan bisa
dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat penuaan
dini secara alami. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain,
sedekah termurah yang penuh berkah. Menumbuhkan semangat dan memancarkan
ketulusan hati. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan do'a.
Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif
bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah
senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang
lahir dari kelapangan dan kebersihan hati
dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda
ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan
alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman,
tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak
biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi
kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang
lain.
Senyum adalah refleksi dari jiwa yang bersih.
Jiwa yang bersih lahir dari sikap mengikuti kebenaran yang hakiki dan
menjaganya dari kesesatan. Senyum yang lahir dari jiwa seperti ini akan
mengongkosi rasa cinta yang bersih nan murni. Saat cinta telah
bermekaran, maka tiadalah dendam, tiadalah pelit, tiadalah kesukaran
untuk berbuat yang terbaik dan terindah dalam hidup ini. Secara kodrati,
siapapun dianugrahi rasa cinta, dan untuk memperindah rasa cinta itu,
banyak cara. Nanti kita akan tahu, bahwa cara apapun untuk
menumbuhkembangkan cinta, tak akan pernah berseberangan dengan senyum.
Senyum adalah refleksi dari akal yang sehat.
Akal yang sehat lahir dari sikap berfikir terus menerus, bertanya terus
menerus, membaca terus menerus dan merefleksikan hasil renungan terus
menerus. Orang yang kurang akalnya, memang masih bisa tersenyum. Karena
senyum, sebagaimana cinta,
secara fundamental adalah kodrati. Ketika yang kodrati itu kita asuh,
kita asah, kita kasih ilmunya, latihannya, pemahamannya, maka akan
semakin berkualitas. Demikian pula cinta, demikian pula senyum yang kita
manage dengan baik, akan semakin bertambah kualitas dan eksistensinya.
Berfikir, bertanya, membaca dan berefleksi adalah metode terbaik untuk
me-manage akal kita, yang pada gilirannya nanti, kita akan terkejut
dibuatnya, bahwa hasil dari akal yang kita manage itu membuahkan senyum
yang amat bermakna.
Senyum yang lahir dari akal yang tercerahkan,
yang terkembang, yang terlebarkan, akan menjadi generator terbesar bagi
rasa pengertian, rasa penghormatan, rasa toleransi, rasa penerimaan,
juga menjadi benteng kokoh bagi ketegasan, ketegapan, keajegan. Itulah
senyum yang penuh makna itu. Maka benarlah filosofi ilmu padi itu, makin
berisi makin merunduk. Sejarah
senantiasa mencatat dua kategori manusia yang bertolakbelakang
keadaannya, dalam hal ketika mereka telah memiliki akal yang cerdas,
ketika ilmu telah dikandungnya, yakni kategori orang yang bisa tersenyum
dan orang yang tidak bisa tersenyum. Sebenarnya kategori kedua, yakni
manusia yang sarat dengan ilmu tetapi sangat sombong
,
sangat licik, sangat kejam dan sangat sadis, bukan akalnya bermasalah,
bukan ilmunya yang bermasalah. Yang bermasalah adalah jiwanya. Jiwanya
yang tidak bersih.
Senyum adalah refleksi dari kesadaran yang ultimate.
Kesadaran mengatasi jiwa dan akal. Kadang jiwa beristirahat, kadang
akal beristirahat. Tetapi kesadaran tak pernah istirahat. Kesadaran
adalah ego yang terdalam. Orang
mungkin pernah pingsan. Saat pingsan, jiwa dan akalnya berhenti disaat
itu, tetapi kesadarannya tidak. Kita mengenal prasa sadar-hukum dan yang
sejenisnya. Sadar hukum adalah diferesiasi dari kesadaran yang
dikaitkan dengan hukum. Sewaktu-sewaktu orang bisa lupa dengan hukum,
tetapi tidak mungkin lupa dengan diri. Hakikat lupa adalah sesuatu
hilang, tidak muncul dalam ingatan, dalam fikiran, dalam akal. Ingat
akan diri itu berada di luar kapasitas akal
,
sekalipun ada sebagiannya yang diingat oleh akal, karena akal bisa
lupa, sedang ingatan terhadap diri tidak pernah hilang, maka ada
institusi di luar akal yang terus menerus mengingat akan ego. Inilah
pengertian dari kesadaran. Senyum adalah refleksi kesadaran. Karena itu
senyum itu sadar, bagian dari ego yang terdalam. Maka ketika seseorang
sudah tidak bisa lagi tersenyum, hakikatnya ia telah mati. Orang yang
jiwanya kotor, sekalipun ilmunya memuncak, adalah jenazah, dan sangat
membahayakan kehidupan orang-orang yang masih hidup.
Kesadaran
kita dibangun sejalan dengan perkembangan kepribadian kita, kecerdasan
kita, pengalaman kita, daya tahan dan kesabaran kita. Kesadaran ibarat
puncak menara yang dapat meneropong segala realitas kehidupan.
Namun tentu saja puncak itu sangat tergantung kepada bangunan
berjenjang yang ada dibawahnya. Semakin kokoh jenjang yang menopangnya,
semakin kokoh puncaknya. Bangunan berjenjang yang dimaksud adalah
kepribadian kita, kecerdasan kita, pengalaman kita, daya tahan dan
kesabaran kita.
Kesadaran yang terus menerus tumbuh dan berkembang adalah ketika kepribadian kita, kecerdasan kita
,
pengalaman kita, daya tahan dan kesabaran kita, kita pupuk, kita didik,
kita latih, kita suburkan, dan akhirnya kita bagikan. Jiwa kita
dikembangkan lewat ketaatan kepada nilai spiritual; akal dikembangkan
lewat belajar, membaca, berfikir; maka kesadaran kita dikembangkan lewat
totalitas eksistensi diri kita.
Konsekuensinya, adalah segala
perkara yang menyangkut kehidupan diri kita dan kehidupan di luar diri
kita semuanya, tanpa kecuali ikut serta membangun kesadaran kita. Jangan
lupa, dibalik kata membangun, terdapat potensi daya merobohkan. Kita
berfikir, menangis, tertawa,
tersenyum, merindu, berhitung, memberi, menerima, menghina, dihina,
saling pukul, dan sejuta aksi, sejuta sikap, sejuta sifat, semuanya ikut
membangun kesadaran kita. Ketika kesadaran kita telah mencapai
ultimate, utama, mulia, suci, maka respon baliknya, adalah aksi, sikap
dan sifat yang terpilih, yakni yang terkategori mulia. Dan senyum yang
lahir dari kesadaran semacam ini adalah senyum yang sangat luar biasa,
baik wujudnya ataupun pengaruhnya bagi yang melihatnya.
Apa saja manfaat senyum?Pertama,
secara penampilan senyum membuat kita lebih menarik karena daya tarik
kita lebih tercermin lewat senyuman. Tersenyum mencerminkan pribadi yang
menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain, sehingga orang merasa
nyaman dan senang di dekat kita. Dengan banyak tersenyum, pasti kita
punya banyak teman dalam pergaulan kita. Senyum juga menunjukkan
kebahagiaan yang turut memperbaiki penampilan seseorang, sehingga orang
bisa lebih disegani dan dihormati.
Kedua,
secara psikologis, senyum dapat mengurangi stress dan mengubah
perasaan. Ketika kita merasa tertekan dan sedih, cobalah tersenyum, maka
perasaan akan lebih baik dan pikiran lebih jernih dan positif. Saat
tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga
tubuh kita menerimanya sebagai anugerah. Faktor ini pula yang membuat
senyum mampu meningkatkan imunitas tubuh secara psikologis karena senyum
membuat perasaan dan pikiran lebih rileks. Fungsi imun akan meningkat
dalam suasana dan kondisi yang rileks. Tersenyum juga mampu menularkan energi
positif kepada orang lain. Dengan senyum, suasana menjadi lebih santai,
ceria dan bisa membuat perasaan orang lain bahagia. Di samping itu,
senyum dapat memberi kesan berseri dan optimis. Optimisme yang tampak
membuat orang lebih diandalkan dalam karir, sehingga bisa membantu meraih kesuksesan.
Ketiga,
ditinjau dari segi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang
bermanfaat untuk mengurangi infeksi paru-paru, mengurangi sakit jantung,
meningkatkan semangat mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin
dan kortisol, serta menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah dan
serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa sakit, sehingga senyum
bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri.
Dari segi kecantikan, senyum merupakan obat awet muda karena senyum
menggerakkan banyak otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan
kencang.
Keempat,
secara spiritual, senyum memberikan manfaat sebagai penyejuk rohani,
tanda kemurahan hati dan tentu saja ibadah karena senyum merupakan
sedekah. Yang penting kita bisa menempatkan senyum dalam waktu dan kondisi yang tepat.
Tersenyumlah, dan awali setiap aktivitas kita dengan senyuman dan akhiri setiap usaha dengan tersenyum dan berdoa.
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.Ia kecil, tapi bermakna raksasa.Ia mudah, tapi sangat berharga.Karenanya,....Tersenyum lah saudaraNikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.Dan...Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita